Definisi Konsep Belajar Mengajar dari beberapa ahli:
Belajar Mengajar menurut ahli bahasa:
Made Pidarta (2007): Mengajar adalah upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal kearah yang positif.
Nasution (1995): Mengajar adalah aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR
- Prinsip apersepsi. Seorang pengajar harus bisa mengaitkan pengetahuan baru yang akan diajarkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
- Prinsip peragaan . Seorang pengajar harus bisa mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak.
- Prinsip motivasi . Pengajar sebagai motivator agar semangat dan kemauan belajar siswa tetap tinggi.
- Prinsip kerjasama. Seorang pengajar harus bisa mengakomodasi dan memfasilitasi kegiatan belajar kelompok siswa.
- Prinsip belajar aktif . Seorang pengajar harus melibatkan siswa selama proses pengajaran berlangsung utamanya keaktifan metal emosional.
- Prinsip penyesuaian dengan individu . Metode dan teknik pengajaran harus bervariasi dan sesuai dengan kemampuan siswa
- Prinsip korelasi . Seorang pengajar harus selalu berusahan untuk mengaitkan pokok bahasan yang diajarkan dengan pokok bahasan lain dalam satu materi.
- Prinsip evaluasi teratur. Evaluasi yang dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar harus dilakukan secara objektif, mendidik, dan berkesinambungan.
Sebelum mengetahui prinsip-prinsip belajar mengajar di Indonesia sebenarnya ada beberapa definisi yang bisa kita jadikan acuan, namun pendapat dan definisi dari OP. Dahama & OP. Bhatnagar datang layaknya angin segar yang menyejukkan dan membawa perubahan. Sehingga pendapat tersebut melengkapi pendapat yang lain dan menambah kasanah dalam ranah pembelajaran dan pengajaran.
Definisi Pendidikan dalam belajar dan maengajar adalah:
- Ideas and knowledge
Bahwasanya ide dan ilmu pengetahuan adalah motivasi. Motivasi yang baik juga merupakan awal sebuah kemajuan. Dua hal diatas saling berkaitan. Berkembangnya ilmu pengetahuan merupakan pengembangan beberapa ide yang dikejawantahkan dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Semakin tinggi proses pencarian ide(penelitian) maka etos kerja dalam dunia pendidikan akan berbanding lurus dengan kemampuan masyarakatnya untuk termotivasi dalam melakukan perubahan. Bahkan Allahpun menisbatkan dirinya sebagai AL-FATHIR (Pencipta) yang merupakan segala sumber ide dan pengetahuan.
Contoh : Semakin tinggi tingkat penelitian dan kajian ilmu akan menyebabkan perubahan pada kebiasaan hidup yang selalu menerima keadaan menjadi seseorang yang selalu menyukai perubahan positif hingga mengantar pada hakikat diciptakannya manusia yang selalu dituntut untuk berusaha dan berpikir.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(idea) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (knowledge) (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS 2 : 190-191)
Inilah bacaan penggalan ayat yang sering kita baca saat kita sholat malam (tahajjud) dimana saat kita dalam keadaan tenang berpikir tentang segala hal yang ada dilangit dan dibumi. Inilah tolok ukur sebuah peradaban bagaimana seorang Muhammad mampu menerangi jazirah Arab yang gelap menuju era yang terang! Kuncinya hanya pada Ideas and knowledge
yang didapat dari berpikir secara mendalam yang semuanya harus saling padu antara logika manusia yang dinamakan akal (filsafat) dengan hokum keteraturan alam yang telah terpola dengan begitu sempurnanya.
Norms and skills Didalam QS Al-Anbiya’ (21): 32
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara[959], sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.”
[959]. Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan terpelihara ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib.
Peraturan dan keahlian adalah sarana yang melahirkan sebuah produk hukum. Sarana tersebut yang mengantar manusia pada sebuah keteraturan. Karena tidak ada didunia yang diciptakan tanpa unsur keteraturan. Keteraturan membawa manusia pada sebuah tatanan yang mana ia harus memahami seberapa jauh hal tersebut berpengaruh pada kehidupan manusia yang disebut sebagai pengalaman. Ketika dalam proses memahami pengalaman inilah langkah demi langkah manusia mengalami peningkatan skill. Skill diperoleh saat seseorang menemukan masalah dan mampu menyelesaikannya dengan brilian. Contoh: masalah hak waris sering menimbulkan permasalahan dan konflik karena sering terjadi perpecahan dimasyarakat. Maka ada keteraturan yang mengatur pembagian hak waris tersebut dan hal itu melahirkan seorang ahli dalam bidang Hukum yang khusus menangani masalah Hak waris. Bahkan dalam Islam masalah tersebut dibahas secara khusus pada Al-Qur’an dan Al-Hadist bahkan beberapa kitab khusus.
Value and attitude
Dari keteraturan melahirkan sebuah tatanan tata tertib yang mengatur kehidupan manusia dalam kesehariannya, dan semua itu untuk memberikan sebuah border atau rambu-rambu bagi manusia untuk meningkatkan Value and attitude-nya.
Tatanan nilai dan perilaku adalah cermin tindakan. Tindakan dan perilaku yang luhur, semakin membuat pendidikan kita maju. Awal semuanya adalah Kejujuran. Berbuat jujur dalam segala hal adalah tatanan nilai dan perilaku yang sangat dijunjung oleh seluruh manusia didunia ini tanpa terkecuali.
Contoh : Tidak ada satupun manusia walaupun ia seorang perampok yang sadis sekalipun mau dibohongi. Karena kejujuran adalah cermin perilaku paling efisien membentuk bangsa yang beradab dan bermoral understanding and translation
Dari tiga hal diatas kemudian menimbulkan kesadaran dan saling mengerti (understanding) dan mampu memahami situasi dan dipraktekkan dalam kehidupan dimasyarakat (translation). Menurut Made Pidarta (2007): Mengajar adalah upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal kearah yang positif didalam masyarakat atau social life.
by http://ilmuyangberdayaguna.blogdetik.com/2011/01/16/46/#more-46
0 komentar:
Posting Komentar