Keyword : Peran Aktif Guru, Menanggulangi Kenakalan, Siswa, SMA 8 Semarang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran aktif guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa (studi kasus di SMA 8 Semarang). Fokus penelitian ini mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peran aktif guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa meliputi: (1) Tipe-tipe kenakalan yang terjadi di SMA 8 Semarang, (2) Peran aktif guru PAI dan upaya/solusi dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMA 8 Semarang.
Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus (jenis penelitian kualitatif), yang mengambil lokasi di SMA 8 Semarang. Oleh karena itu, teknik cuplikan penelitian menggunakan purposive sampling, dengan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang mantap. Sedangkan sumber data diperoleh dari informan, peristiwa dan dokumen. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis model interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; 1) Kenakalan yang ada dalam lingkungan sekolah terjadi karena berbagai faktor yang mendukung yang ada di dalam kehidupan siswa seperti faktor pribadi, keluarga, komunitas masyarakat dan lain sebagainya. Kenakalan yang terjadi dibagi menjadi dua kelompok yaitu: (a) kenakalan berat. Contohnya adalah berkelahi dilingkungan sekolah, mencuri, minum minuman keras dan lain-lain. (b) kenakalan ringan. Seperti membuat gaduh di kelas, terlambat, tidak mengerjakan tugas dan lain sebaginya.
2) Guru PAI disamping mempunyai peran dalam pembelajaran PAI di dalam kelas juga mempunyai peran aktif dalam menanggulagi kenakalan siswa. Sebagai peran aktif guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa ada beberapa peran aktif tersebut meliputi cara-cara penanggulangan kenakalan sebagi berikut; (a) Memberikan pemahaman dan pengertian tentang pendidikan agama yaitu dengan melalui pelajaran di dalam kelas. (b) Mengadakan kegiatan-kegiatan keberagamaan baik hari besar agama ataupun kegiatan keberagamaan siswa setiap harinya, seperti sholat dhuhur berjamaah dan sholat jum’at bersama di masjid sekolah. (c) Bekerja sama dengan guru lain khususnya guru bimbingan konseling, wali kelas dan guru mata pelajaran. Dengan metode ini tidak hanya guru PAI yang berperan dalam menaggulangi kenakalan siswa akan tetapi guru yang lain juga mempunyai tugas dalam menanggulangi kenakalan siswa. (d) Mengadakan bimbingan khusus pada siswa yang sering melakukan kenakalan siswa pada jam-jam khusus yaitu pada istirahat atau diluar jam pelajaran, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan keyakinan bahwa guru dalam memberikan pengarahan tidak hanya menggunkan metode lisan saja akan tetapi metode praktik dan perhatian menjadikan siswa akan memahami bagaimana seorang guru menjadi peran dalam menanggulangi kenakalan. (e) Berupaya menjunjung nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sekolah yaitu mendukung adanya program ekstra kulikuler islami seperti baca tulis al-Qur’an, rebana, pesantren kilat dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para guru PAI dan calon guru PAI serta semua pihak yang membutuhkan.
Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus (jenis penelitian kualitatif), yang mengambil lokasi di SMA 8 Semarang. Oleh karena itu, teknik cuplikan penelitian menggunakan purposive sampling, dengan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang mantap. Sedangkan sumber data diperoleh dari informan, peristiwa dan dokumen. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis model interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; 1) Kenakalan yang ada dalam lingkungan sekolah terjadi karena berbagai faktor yang mendukung yang ada di dalam kehidupan siswa seperti faktor pribadi, keluarga, komunitas masyarakat dan lain sebagainya. Kenakalan yang terjadi dibagi menjadi dua kelompok yaitu: (a) kenakalan berat. Contohnya adalah berkelahi dilingkungan sekolah, mencuri, minum minuman keras dan lain-lain. (b) kenakalan ringan. Seperti membuat gaduh di kelas, terlambat, tidak mengerjakan tugas dan lain sebaginya.
2) Guru PAI disamping mempunyai peran dalam pembelajaran PAI di dalam kelas juga mempunyai peran aktif dalam menanggulagi kenakalan siswa. Sebagai peran aktif guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa ada beberapa peran aktif tersebut meliputi cara-cara penanggulangan kenakalan sebagi berikut; (a) Memberikan pemahaman dan pengertian tentang pendidikan agama yaitu dengan melalui pelajaran di dalam kelas. (b) Mengadakan kegiatan-kegiatan keberagamaan baik hari besar agama ataupun kegiatan keberagamaan siswa setiap harinya, seperti sholat dhuhur berjamaah dan sholat jum’at bersama di masjid sekolah. (c) Bekerja sama dengan guru lain khususnya guru bimbingan konseling, wali kelas dan guru mata pelajaran. Dengan metode ini tidak hanya guru PAI yang berperan dalam menaggulangi kenakalan siswa akan tetapi guru yang lain juga mempunyai tugas dalam menanggulangi kenakalan siswa. (d) Mengadakan bimbingan khusus pada siswa yang sering melakukan kenakalan siswa pada jam-jam khusus yaitu pada istirahat atau diluar jam pelajaran, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan keyakinan bahwa guru dalam memberikan pengarahan tidak hanya menggunkan metode lisan saja akan tetapi metode praktik dan perhatian menjadikan siswa akan memahami bagaimana seorang guru menjadi peran dalam menanggulangi kenakalan. (e) Berupaya menjunjung nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sekolah yaitu mendukung adanya program ekstra kulikuler islami seperti baca tulis al-Qur’an, rebana, pesantren kilat dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para guru PAI dan calon guru PAI serta semua pihak yang membutuhkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran aktif guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa (studi kasus di SMA 8 Semarang). Fokus penelitian ini mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peran aktif guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa meliputi: (1) Tipe-tipe kenakalan yang terjadi di SMA 8 Semarang, (2) Peran aktif guru PAI dan upaya/solusi dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMA 8 Semarang.
Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus (jenis penelitian kualitatif), yang mengambil lokasi di SMA 8 Semarang. Oleh karena itu, teknik cuplikan penelitian menggunakan purposive sampling, dengan memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang mantap. Sedangkan sumber data diperoleh dari informan, peristiwa dan dokumen. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis model interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; 1) Kenakalan yang ada dalam lingkungan sekolah terjadi karena berbagai faktor yang mendukung yang ada di dalam kehidupan siswa seperti faktor pribadi, keluarga, komunitas masyarakat dan lain sebagainya. Kenakalan yang terjadi dibagi menjadi dua kelompok yaitu: (a) kenakalan berat. Contohnya adalah berkelahi dilingkungan sekolah, mencuri, minum minuman keras dan lain-lain. (b) kenakalan ringan. Seperti membuat gaduh di kelas, terlambat, tidak mengerjakan tugas dan lain sebaginya.
2) Guru PAI disamping mempunyai peran dalam pembelajaran PAI di dalam kelas juga mempunyai peran aktif dalam menanggulagi kenakalan siswa. Sebagai peran aktif guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa ada beberapa peran aktif tersebut meliputi cara-cara penanggulangan kenakalan sebagi berikut; (a) Memberikan pemahaman dan pengertian tentang pendidikan agama yaitu dengan melalui pelajaran di dalam kelas. (b) Mengadakan kegiatan-kegiatan keberagamaan baik hari besar agama ataupun kegiatan keberagamaan siswa setiap harinya, seperti sholat dhuhur berjamaah dan sholat jum’at bersama di masjid sekolah. (c) Bekerja sama dengan guru lain khususnya guru bimbingan konseling, wali kelas dan guru mata pelajaran. Dengan metode ini tidak hanya guru PAI yang berperan dalam menaggulangi kenakalan siswa akan tetapi guru yang lain juga mempunyai tugas dalam menanggulangi kenakalan siswa. (d) Mengadakan bimbingan khusus pada siswa yang sering melakukan kenakalan siswa pada jam-jam khusus yaitu pada istirahat atau diluar jam pelajaran, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan keyakinan bahwa guru dalam memberikan pengarahan tidak hanya menggunkan metode lisan saja akan tetapi metode praktik dan perhatian menjadikan siswa akan memahami bagaimana seorang guru menjadi peran dalam menanggulangi kenakalan. (e) Berupaya menjunjung nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sekolah yaitu mendukung adanya program ekstra kulikuler islami seperti baca tulis al-Qur’an, rebana, pesantren kilat dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para guru PAI dan calon guru PAI serta semua pihak yang membutuhkan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; 1) Kenakalan yang ada dalam lingkungan sekolah terjadi karena berbagai faktor yang mendukung yang ada di dalam kehidupan siswa seperti faktor pribadi, keluarga, komunitas masyarakat dan lain sebagainya. Kenakalan yang terjadi dibagi menjadi dua kelompok yaitu: (a) kenakalan berat. Contohnya adalah berkelahi dilingkungan sekolah, mencuri, minum minuman keras dan lain-lain. (b) kenakalan ringan. Seperti membuat gaduh di kelas, terlambat, tidak mengerjakan tugas dan lain sebaginya.
2) Guru PAI disamping mempunyai peran dalam pembelajaran PAI di dalam kelas juga mempunyai peran aktif dalam menanggulagi kenakalan siswa. Sebagai peran aktif guru PAI dalam menanggulangi kenakalan siswa ada beberapa peran aktif tersebut meliputi cara-cara penanggulangan kenakalan sebagi berikut; (a) Memberikan pemahaman dan pengertian tentang pendidikan agama yaitu dengan melalui pelajaran di dalam kelas. (b) Mengadakan kegiatan-kegiatan keberagamaan baik hari besar agama ataupun kegiatan keberagamaan siswa setiap harinya, seperti sholat dhuhur berjamaah dan sholat jum’at bersama di masjid sekolah. (c) Bekerja sama dengan guru lain khususnya guru bimbingan konseling, wali kelas dan guru mata pelajaran. Dengan metode ini tidak hanya guru PAI yang berperan dalam menaggulangi kenakalan siswa akan tetapi guru yang lain juga mempunyai tugas dalam menanggulangi kenakalan siswa. (d) Mengadakan bimbingan khusus pada siswa yang sering melakukan kenakalan siswa pada jam-jam khusus yaitu pada istirahat atau diluar jam pelajaran, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan keyakinan bahwa guru dalam memberikan pengarahan tidak hanya menggunkan metode lisan saja akan tetapi metode praktik dan perhatian menjadikan siswa akan memahami bagaimana seorang guru menjadi peran dalam menanggulangi kenakalan. (e) Berupaya menjunjung nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sekolah yaitu mendukung adanya program ekstra kulikuler islami seperti baca tulis al-Qur’an, rebana, pesantren kilat dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para guru PAI dan calon guru PAI serta semua pihak yang membutuhkan.
0 komentar:
Posting Komentar